Social Icons

Pages

Friday, April 5, 2013

Menjaga Sepuluh Mutiara Yang sangat Berharga



Di antara rukun iman yang enam kita harus beriman kepada malaikat malaikat Allah,malaikat ini adalah mahluk Allah yang senantiasa taat kepada dengan apa yang di perintahkan Allah kepada mereka.diantara malaikat malaikat yang ada kita mengenal Malaikat Jibril yang bertugas membawa wahyu untuk disampaikan kepada rosul rosul pilihan.kisah dibawah ini kisah tentang Jibril yang berdialog dengan Nabi Muhammad S.A.W.

Ketika Rasulullah saw dalam keadaan sakit yang menghantarkan belaiu wafat, malaikat Jibril datang menemuinya. Setelah berbincang sejenak Rasulullah saw bertanya kepada Jibril “Jibril, apakah kamu nanti masih akan sering turun ke bumi ketika aku sudah meninggal? Jibril menjawab “masih Rasul, saya akan turun sepuluh kali lagi ke bumi, saya turun untuk mngambil sepuluh mutiara dari bumi ini sepeninggalmu”. Rasulullah saw pun penasaran, lalu bertanya kembali “mutiara macam apa yang igin kau ambil itu? jibril menjawab “لأَوَّلُ) أَرْفَعُ البَرَكَةَ مِنَ الأَرْضِ)” mutiara pertama yang akan saya ambil dari muka bumi ini adalah barokah.

Para kyai biasa memaknai barokah dengan ziyadatul khair. Yang secara bahasa dapat diartikan ‘tambah baik’. Artinya, sesuatu itu dianggap memiliki kebarokahan jika memang dapat melahirkan kebaikan yang lain. Misalkan berdagang yang berkah itu akan menjadikan pedagangnya makin banyak bersedekah dan tambah rajin beribadah. Begitu pula ilmu yang barokah itu akan menjadikan pemiliknya berperilaku semakin baik, tidak malah semakin buruk. Ilmu akuntansi yang barokah tidak akan disalah gunakan oleh pemiliknya untuk korupsi.

Mutiara kedua yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah rasa dari hati manusia  وَالثَّانىِ) أَرْفَعُ المَحَبَّةَ مِنْ قُلُوْبِ الخَلْقِ) jika demikian, maka yang tersisa hanyalah rasa benci. Lihatlah sekarang di sekitar kita apakah masih ada cinta dalam hati penguasa yang membuat rakyat dan para petani hidup makin sengsara. Bagaimana ada cinta jikalau mereka tega mengimpor bahan baku dan menghancurkan harga local? Apakah itu cinta? Saya kira kita sudah bisa menilia dan menjawabnya.

Mutiara yang ketika yang akan diambil Jibril dari bumi ini adalah rasa sayang diantara keluarga (وَالثَّالِثُ) أَرْفَعُ الشُّفْقَةَ مِنْ قُلُوْبِ الأَقاَرِبِ jikalau harimau tidak akan memangsa anaknya sendiri, tetapi sering kali kita temukan anak dan orang tua saling membunuh, bahkan seorang ibu tega menjual bayinya. Atau bahkan seorang anak menjual bapaknya. Bahkan dalam dunia politik yang semakin menghangat karena musim pilkada berapa saudara yang telah berubah menjadi musuh? Sepertinya rasa sayang antar keluarga semakin menipis. Namun demikian semoga Allah tetap melindungi kita semua.

Mutiara keempat yang akan diambil oleh Jibril dari bumi ini keadilan di hati pemimpin وَالرَّابِعُ) أَرْفَعُ العَدْلَ مِنَ الأُمَراَءِ) rasa-rasanya mengenai hal ini kita bersama telah pandai menilai. Apakah kekuasaan di sekitar kita masih mengandung keadilan? Dapatkah disebut ke adilan jika terjadi tebang pilih dalam penegakan hukum? Na’udzubillah min dzalik.

Mutiara kelima yang akan diambil oleh Jibril dari bumi ini adalah وَالخاَمِسُ) أَرْفَعُ الحَياَءَ مِنَ النِّساَءِ) rasa malu dari perempuan. Rasa malu itu kini telah dirubah menjadi rasa bangga. Bangga menjadi perempuan simpanan. Bangga menjadi gadis gratifikasi seksual, bahkan sebagian menggunakan alasan seni demi menutupi kemaluan yang telah hilang. Semoga kita semua terhindar dari yang demikian ini.

Mutiara keenam yang akan diambil oleh Jibril dari bumi adalah وَالسَّادِسُ) أَرْفَعُ الصَّبْرَ مِنَ الفُقَراَءِ) kesabaran dari para fakir. Perlu diakui bahwa factor yang mengondisikan negara miskin dan berkembang tetap aman dan tertata adalah kesabaran para fakir dalam menerima bagian mereka. Namun, ketika golongan fakir miskin ini tidak sabar dengan nasib mereka, maka kesenjangan social bisa berubah menjadi kekacauan fisik. Inilah yang tergambar dalam prosesi premanisme di berbagai kota.

Mutiara ketujuh yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah وَالسَّابِعُ) أَرْفَعُ الوَرَعَ وَالزُهْدَ مِنَ العُلَماَءِ) wirai dan zuhud dari para ulama. Wira’i adalah menjaga diri dari yang syuhbat dan yang haram, sedangkan zuhud itu tidak mementingkan harta-dunia, keduanya merupakan karakter para ulama. Akan tetapi jika wira’i dan zuhud telah hilang dari ulama maka nilai keulamannyapun mulai berkurang. Nampaknya inilah yang terjadi pada ulama kita. wajarlah jika akhir-akhir ini berbagai fatwa mereka tidak di dengar lagi oleh masyarakat. Pengajian-pengajiannya hanya dianggap sebagai tontonan.

Mutiara ke delapan yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah وَالثَّامِنُ) أَرْفَعُ السَّخاَءَ مِنَ الأَغْنِياَءِ) kedermawanan bagi orang kaya. Diantara unsur yang dapat melanggengkan sirkulasi kehidupan ekonomi dan social di suatu masyarakat adalah kesabaran fakir dan kedermawanan orang kaya. Keduanya akan saling mengisi. Namun jikalau semua itu lenyap, maka harmonisme dalam satu masyarakat dapat hilang tergantikan dengan ketdakharmonian.

Mutiara ke Sembilan yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah وَالتَّاسِعُ) أَرْفَعُ القُرْآنَ) mengangkat al-Qur’an, tepatnya menghilangkan ruh al-Qur’an itu sendiri sebagai tuntunan dalam kehidupan. Memang, kemajuan teknologi kini makin mempermudah telinga kita mendengarkan lanutnan ayat-ayat al-Qur’an. melalui mp3, DVD, online bahkan juga tafsirnya pun dapat diperoleh dengan mudah pula. Akan tetapi semangat qur’an itu sendiri sekarang makin pudar bersama dengan makin mudahnya mendengarkan al-qur’an. Meski demikian kita harus tetap berusaha memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa agar Jibril tidak mengambil mutiara ini.

Dan terakhir, mutiara yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah iman. العاَشِرُ) أَرْفَعُ الإِيْماَنَ) mungkin ini adalah mutiara paling berharga diantara sembilan mutiara lainnya. Atau bisa saja ini adalah urutan mutiara yang paling akhir yang akan diambil oleh Jibril. Sebagaimana struktur teks hadits ini yang memposisikannya paling belakang. Iman itu ada di hati semoga Allah menetapkannya dalam hati kita masing-masing.

Kisah ini sebenarnya berdasarkan pada hadits yang bunyinya:
رُوِىَ أَنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ نَزَلَ عَلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فىِ مَرَضِ مَوْتِهِ فَقاَلَ ياَجِبْرِيْلُ هَلْ تَنْزِلُ مِنْ بَعْدِى ؟؟ فَقاَلَ نَعَمْ ياَرَسُوْلَ اللهِ أَنْزِلُ عَشْرَ مَرَّاتٍ أَرْفَعُ العَشْرَ الجَواَهِرِ مِنَ الأَرْضِ قاَلَ ياَ جِبْرَيْلُ وَماَتَرْفَعُ مِنْهاَ ؟ قاَلَ ؛ (الأَوَّلُ) أَرْفَعُ البَرَكَةَ مِنَ الأَرْضِ (وَالثَّانىِ) أَرْفَعُ المَحَبَّةَ مِنْ قُلُوْبِ الخَلْقِ (وَالثَّالِثُ) أَرْفَعُ الشُّفْقَةَ مِنْ قُلُوْبِ الأَقاَرِبِ (وَالرَّابِعُ) أَرْفَعُ العَدْلَ مِنَ الأُمَراَءِ (وَالخاَمِسُ) أَرْفَعُ الحَياَءَ مِنَ النِّساَءِ (وَالسَّادِسُ) أَرْفَعُ الصَّبْرَ مِنَ الفُقَراَءِ (وَالسَّابِعُ) أَرْفَعُ الوَرَعَ وَالزُهْدَ مِنَ العُلَماَءِ (وَالثَّامِنُ) أَرْفَعُ السَّخاَءَ مِنَ الأَغْنِياَءِ (وَالتَّاسِعُ) أَرْفَعُ القُرْآنَ (وَالعاَشِرُ) أَرْفَعُ الإِيْماَنَ 

Dari hadits inilah kita hendaknya berusaha mengevaluasi realita zaman sekarang yang ternyata dalam bahasa hadits itu Jibril sudah mulai bertindak turun kebumi satu-persatu mengambil mutiara itu. Semoga masih banyak mutiara yang tersisa. Semoga Allah swt memberikan kekuatan pada kaum muslimin untuk menjaga kesepuluh mutiara tersebut.