Kebahagian pasti sangat dirasakan bagi para jamaah
calon haji yamg akan memenuhi panggilan sebagai tamu Allah.meneunaikan rukun
islam yang kelima dan pastilah semua berharap bukan hanya berangkat haji dan
pulang menyandang gelar haji tapi yang dinginkan bisa menjadi haji yang mabrur
karena balasan haji mabrur ini tidak lain dan dan tidak bukan adalah surga. Rasul
Saw bersabda : Haji mabrur tidak ada balasannya selain daripada surga.
(HR. Ahmad, Turmuzi, Ibnu Majah). Kata mabrur seperti yang dikatakan oleh Ibnu
Mandhur dalam lisan al Arab mengandung dua makna, Pertama mabrur
berarti baik, dan kedua berarti suci dan bersih. Kata mabrur berasal
dari bahasa Arab yaitu barra, yabirru, barran, yang berarti kebaikan
yang banyak. Kata barrun juga dipakai untuk daratan yang luas yang
berarti mengandung kebaikan yang cukup luas.
Kata burrun digunakan untuk makanan pokok yang berarti gandum, yang merupakan kebutuhan primer yang baik untuk kehidupan ketiga kata barrun, birrun, burrun, berasal dari akar kata yang sama yaitu barra.
Kata burrun digunakan untuk makanan pokok yang berarti gandum, yang merupakan kebutuhan primer yang baik untuk kehidupan ketiga kata barrun, birrun, burrun, berasal dari akar kata yang sama yaitu barra.
Sebagian berpendapat bahwa haji mabrur adalah amalan
haji yang tidak tercampur dengan perbuatan dosa (dan ini yang diunggulkan oleh
Imam An-Nawawie), sebagian berpendapat bahwa ia adalah amalan haji yang
diterima di sisi Allah, dan sebagiannya lagi berpendapat yaitu haji yang
buahnya tampak pada pelakunya dengan indikasi keadaannya setelah berhaji jauh
lebih baik sebelum ia berhaji.
seperti kita ketahui tak ada sesuatu yang akan kita
dapatkan tanpa adanya usaha dan doa ,sama halnya untuk menjadi haji mabrur
perlu adanya cara dan langkah yang harus kita kerjakan ,di antara kunci sukses
menjadi Haji mabrur adalah.
1.Memantapkan
niat dengan ikhas
Segala sesuatu tentunya di barengi dengant adanya
niat, dan niat ikhas menjadi kunci yang pertama melaksanakan ibadah haji hanya
semata mata karena Allah,bukan karena ingin mendapat gelar haji yang akan di
hormati dan disanjung sanjung dimasyarakat,tetapi hanya karena ingin mulia
disisi Allah.hal ini dikuatkan lagi dengan merenungi ayat yang berupa perintah
haji di awali dengan “Lillah”(karena Allah), Seperti di dalam Alquran surah Ali
Imran ayat 97 : Walillahi alannasi Hijjul baiti manistatho’a ilaihi sabila
(Dan karena Allah kewajiban haji itu dilaksanakan oleh manusia, bagi yang
menyanggupinya.
2.Melaksanakan
Haji sesuai Dengan tuntunan Rosululloh
Ilmu menjadi syarat yang harus dipelajari sebelum
melakukan amal ibadah,mempelajari bagaimana cara manasik haji yang benar
menjadi wajib bagi orang yang mau melakukan haji,dari mulai syarat,rukun dan
hala hal yang membatalkan haji,dan segala sesuatu yang berhubungan dengan haji.
Penting bagi jamaah mempelajari manasik haji yag dilakukan oleh Rasulullah SAW,
sebagaimana sadanya: “Hendaklah kamu mengambil manasik hajimu dari aku.” (HR.
Muslim).
3.Berangkat
haji dengan harta yang halal
Haji merupakan bagian dari jihad jiwa dan harta
,maka uang yang kita pakai buat haji haruslah bersih dari hak orang lain,hutang
ataupun uang hasil korupsi,judi atau sengketa dan lainnya yang berasal dari hal
yang tidak halal, Di dalam hadis yang shahih dijelaskan bahwa di saat orang
yang haji dengan harta yang haram meneriakkan labbaikallahumma labbaik/aku
datang memenuhi panggilan-Mu, Allah menjawab : Tidak ada sambutan untukmu,
tidak ada kemuliaan untukmu, hajimu dikembalikan kepadamu, pulanglah ke tanah
airmu membawa dosa dan tanpa pahala.
4.Memperbanyak Taubat
Melaksanakan
haji dengan menempuh perjalanan ribuan kilometer, selain menghabiskan biaya,
tentu juga menguras fisik dan tenaga. Bahkan tidak menutup kemungkinan orang
yang berhaji tidak mampu lagi kembali ke tengah-tengah keluarga, karena Allah
mewafatkan mereka disana. Oleh karenanya, mereka yang berhaji perlu senantiasa
memperbarui taubat kepada Allah akan berbagai kezhaliman yang telah dilakukan.
Jika kezhaliman tersebut terkait dengan orang lain, maka hendaklah dia segera
meminta maaf kepada pihak yang dia zhalimi.
5.Menjauhi
segala perbuatan maksiat dan hal hal yang di haramkan ketika berhaji
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa mengerjakan
(ibadah) haji pada (bulan-bulan) itu, maka janganlah ia berbuat rafats, berbuat
fasik, dan jidal dalam (melakukan ibadah) haji…” (QS. Al-Baqarah: 197)”. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barang siapa berhaji sedangkan dia
tidak melakukan rafats dan berbuat fasik, maka dia kembali seperti hari dia
dilahirkan ibunya” [HR. Bukhari].Syeikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin berkata, “Orang yang mengerjakan haji hendaklah menjauhi rafats yaitu jima’ serta semua sebab dan motif yang mendorong untuk melakukannya, menjauhi tindakan fasik baik dalam bentuk kata-kata yang diharamkan seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba) atau dusta, maupun berupa perbuatan yang diharamkan seperti memandang wanita yang bukan mahramnya dan lain sebagainya. Adapun jidal yaitu bertengkar dan berdebat dengan orang lain ketika menunaikan ibadah haji. Hal ini akan banyak mengurangi pahala haji, kecuali berdebat untuk mencari kebenaran dan menjauhi kebatilan, maka ini hukumnya wajib.” (Syarah Riyadhus Shalihin 3/747).
Demikian diantara kiat untuk mencapai haji yang mabrur ,semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua.amin