Hiruk pikuk masyarakat Indonesia sangat terlihat di
mana mana,dari pasar terminal dan juga jalan jalan antar propinsi yang dipenuhi
oleh banyak kendaraan dan sepeda motor para pemudik.inilah wajah budaya bangsa
kita yang mempeunyai tradisi mudik dietiap hari besar dan hari libur panjang
untamanya hari raya Idul Fitri,masyarakat ibu kota berbondong bondong pulang
kampung untuk merayakan hari kemenangan dan hari kegembiraan bersama keluarga
besar tercinta.melepas kerinduaan yang selama setahun terhalang oleh kesibukan
dan aktivitas lainnya.
Sebenarnya nilai posotif apa yang bisa kita ambil
dari sebuah tradisi ini ,coba mari kita kulas bersama sama agar kita maendapat
hikmah dibalik kerja keras dan perjuangan mudik ini.tentunya ada hal yang
mendasari dan mendorong tradisi ini terus berkembang dan semakin tahun semakin
meningkat.
Ini mungkin menjadi alasan yang
prioritas pertama ,bertemunya keluarga melepas rindu dan menjaga suasanan hati
dalam ikatan keluarga terutama kedua orang tua,walau bagaimanapun orang tua
kita lah yang memberi peran terpenting dalam perjalanan hidup seseorang.seorang
ibu yang telah melahirkan kita dengan mempertaruhkan antara hidup dan mati ,darah
dan keringat bercampur dangan rasa sakit,hanya untuk melahirkan seorang
anak,dan demikian pula dengan seorang ayah yang ketika itu berjuang mencari
nafkah tak kenal lelah panas hujan berangkat pagi pulang petang berjalan
mencari rejeki Alloh hanya untuk keluarga dan anak anak tercinta, ketika
menjadi besar dan berhasil tentunya sebagai rasa terima kasih kita dan rasa
syukur kita terus menjaga silaturahim dan berbuat birulwalidain ,setinggi
apapun pangkat dan jabatan kita, entah itu jendral,menteri bahkan presiden tetap
posisi kita adalah sebagai anak yang mempunyai kewajiban berbakti dan sayang
kepada orang tua.sehingga yang paling baik setelah sholat idul fitri kita
datang kepada orang tua meminta maaf dan juga sekaligus meminta ridho dari
kedua orang tua tercinta,karena ridho alloh tergantung pada ridho orang tua.sebagaimana
hadist berikut ini.
عَنْ
عَبْدُ الله بن عَمْرٍو رضي الله عنهما قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم:
رِضَى اللهُ فى رِضَى الوَالِدَيْنِ و سَخَطُ الله فى سَخَطُ الوَالِدَيْنِ (
اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم)
Artinya:
dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “
Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu
terletak pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih
oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)[1][1]
Di samping itu ,selain kita ingin bertemu keluarga
dekat juga ingin bertemu dengan para tetangga atau teman lama yang mereka
tinggal dikampung halaman untuk bercerita mungkin mengenang masa kecil saat
sekolah dulu yang tentunya akan menambah kehangatan persaudaraan sesama muslim
,dan kebahagiaan yang tak bisa terhitung dengan materi.dan jikalau kita
mempunyai rejeki yang cukup maka saat mudik bisa menjadi saat berbagi
rejeki,dengan menyisihkan sebagaian harta kita sebagai bentuk zakat mal,tak
harus banyak yang penting ikhlas dan membuat saudara senang,sekaligus sebagai
ibadah .insyaalloh Alloh akan melapangkan rejeki kita dan memanjangkan umur
kita sebagaimana hadist rosululloh,
Artinya: “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.”
Demikian uraian sedikit tentang mudik semoga memberi
manfaat dan kebaikan bagi kita semua.