Pintu menuju bulan ramadhan adalah bulan syaban,kata
ini berarti dalam bahasa arab kata Syi'ab, yang artinya adalah jalan
di atas gunung. Ada pula yang menamakan Sya'ban karena orang-orang Arab
pada bulan tersebut yatasya'abun (berpencar) untuk mencari sumber air.
Dikatakan demikian juga karena mereka tasya'ub (berpisah-pisah/berpencar) di gua-gua.
Dan juga dikatakan sebagai Bulan Sya'ban juga karena bulan tersebut sya'aba (muncul) di antara dua bulan Rajab dan Ramadan.
Jamaknya adalah Sya'abanaat dan Sya'aabin.
Dikatakan demikian juga karena mereka tasya'ub (berpisah-pisah/berpencar) di gua-gua.
Dan juga dikatakan sebagai Bulan Sya'ban juga karena bulan tersebut sya'aba (muncul) di antara dua bulan Rajab dan Ramadan.
Jamaknya adalah Sya'abanaat dan Sya'aabin.
Di bulan
Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah seperti membaca
Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, shalat tahajud dan witir, shalat dhuha, dan
sedekah. Untuk mampu melakukan hal itu semua dengan ringan dan istiqamah, kita
perlu banyak berlatih. Di sinilah bulan Sya’ban menempati posisi yang sangat
urgen sebagai waktu yang tepat untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah
secara tertib dan kontinyu. Dengan latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita
akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya. Dengan demikian, tanaman
iman dan amal shalih akan membuahkan takwa yang sebenarnya.
Abu Bakar
Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah
bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil
tanaman.”
Beliau
juga berkata: “Bulan Rajab itu bagaikan angin. Bulan Sya’ban itu bagaikan awan.
Dan bulan Ramadhan itu bagaikan hujan.”
Barangsiapa
tidak menanam benih amal shalih di bulan Rajab dan tidak menyirami tanaman
tersebut di bulan Sya’ban, bagaimana mungkin ia akan memanen buah takwa di
bulan Ramadhan? Di bulan yang kebanyakan manusia lalai dari melakukan amal-amal
kebajikan ini, sudah selayaknya bila kita tidak ikut-ikutan lalai. Bersegera
menuju ampunan Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya adalah hal yang
harus segera kita lakukan sebelum bulan suci Ramadhan benar-benar datang.
Rosulullah
memperbanyak ibadah dibulan syaban diantaranya tertera didalam riwayat dibawah
ini:
Suatu
waktu sahabat Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah saw.: “Wahai
Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa (selain
Ramadhan) kecuali pada bulan Sya'ban? Rasulullah saw. menjawab: "Itu bulan
dimana manusia banyak melupakannya, yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan
itu segala perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku
ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa". (HR. Abu Dawud
dan Nasa'i).
Dalam Riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Sayyidatina Aisyah r.a. berkata: “Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyempurnakan shaum selama satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat beliau memperbanyak shaum dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1833, Muslim No. 1956).
Dilain tempat beliau (sayyidatina Aisyah r.a.) juga berkata: "Suatu malam Rasulullah saw. shalat, kemudian beliau bersujud panjang sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah saw. telah diambil. Karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah saw. selesai shalat beliau berkata: "Hai Aisyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah saw. telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. Beliau pun berkata: "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hamba-Nya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki." (H.R. Baihaqi dari Ala’ bin Harits).
Jika
kita cermati, beberapa riwayat diatas setidaknya memberikan penjelasan kepada
kita akan keutamaan-keutamaan bulan Sya’ban. Dikatakan bahwa bulan Sya’ban
ialah bulan dimana amal-amal perbuatan manusia diangkat ke hadirat Tuhan
penguasa alam. Bulan Sya’ban juga merupakan bulan dimana Allah swt. -saat malam
pertengahan bulan Sya’ban- mengawasi hamba-hamba-Nya (adakah diantara mereka
yang mendirikan qiyamul lail saat itu), memaafkan mereka yang memohon
ampunan, mencurahkan kasih saying bagi mereka yang mengharapkannya dan menyingkirkan
hamba-hamba-Nya yang bersifat pendengki.
Dengan
sedikit informasi ini semoga akan menambah semangat kita untuk menjadi seorang
muslim yang lebih kuat iman semakin bertakwa sehingga kita akan senantiasa
mendapatkan keberkahan dan kasih sayang Allah swt amin.