Social Icons

Pages

Wednesday, June 28, 2017

Ghibah dan Ancamannya


Dalam bermasyarakat kita tak akan lepas dari yang namanya sharing informasi,apa lagi dijaman sekarang banyak sekali organisasi dan perkumpulan dari mulai arisan ibu ibu sampai group what up yang semakin menjamur.tanpa disadari disetiap acra kumpul dan juga percakapan di medsos kita terjebak dengan asyiknya membeicarakan kejelekan orang lain yang dalam bahasa arabnya dikenal dengan GHIBAH.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim no. 2589).

Ghibah kata Imam Nawawi adalah menyebutkan kejelekan orang lain di saat ia tidak ada saat pembicaraan. (Syarh Shahih Muslim, 16: 129).

Dalam Al Adzkar (hal. 597), Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan, “Ghibah adalah sesuatu yang amat jelek, namun tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan sesuatu yang ada pada orang lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang diceritakan bisa jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri, pembantu, budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah cemberutnya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya. Cara ghibah bisa jadi melakui lisan, tulisan, isyarat, atau bermain isyarat dengan mata, tangan, kepala atau semisal itu.”

Bahkan dikatakan dalam Majma’ Al Anhar (2: 552), segala sesuatu yang ada maksud untuk mengghibah termasuk dalam ghibah dan hukumnya haram.
Karena ghibah haram hukumnya maka bagi siapa yang suka melakukan ghibah akan mendapat hukuman sebagaimana dikisahkan, pada malam Isra' Mi'raj, Nabi Muhammad Saw melewati suatu kaum yang sedang mencakar-cakar wajah mereka sendiri dengan kukunya.

Ketika hal itu ditanyakan Nabi Saw kepada Malaikat Jibril yang mendapinginya waktu itu, Jibril menjawab, "Itulah gambaran orang yang suka menggunjing (ghibah) sesamanya".

Disebutkan dalam sebuah hadits shahih.

“Ketika beliau (Nabi Saw) di-mi’rajkan, beliau melewati sekelompok orang yang mempunyai kuku-kuku dari tembaga. Mereka mencakar-cakar wajah dan dada mereka sendiri dengan kuku tembaga tersebut. Lalu beliau bertanya kepada Jibril: 'Wahai Jibril siapa mereka itu?.' Jibril menjawab: 'Mereka adalah orang-orang yang sering 'makan daging manusia', dan mereka yang suka membicarakan kejelekan orang lain” (HR Ahmad dan Abu Dawud dari Anas ra.)

Yang dimaksud "sering makan daging manusia" oleh Jibril tak lain adalah QS. Al-Hujurat:12 di atas yang mengibaratkan ghibah dengan "memakan daging saudaranya yang telah mati (mayat)".
Gunakan lisan senantiasa untuk berdzikir dan bertutur kata segala hal yang baik .