Social Icons

Pages

Monday, June 17, 2013

Fikih Puasa untuk bekal puasa ramadhan



Lampu dunia berkilau kuning keemasan menyinari jagad raya dikala malam gelap gulita.sang bulan tampak berseri menyambut malam pertenganhan bulan syaban,menjadi bidadari diantara kerlipan bintang gemintang mengapung diatas awan sebagai tanda kebesaran sang penguasa alam.tapi yang jadi pelajaran bagi kita adalah ramadhan yang akan segera datang,yang perlu kita sambut dengan bekal iman dan ketakwaan ,demi mencapai tujuan yang kita cita citakan,menjadi hamba yang di liputi dengan ketakwaan.kita siapkan ilmu tentang ibadah wajib dan sunah yang akan kita amalkan dibulan ramadhan ,agar ibadah kita menjadi sebaik baik amalan yang akan mendapatkan imbalan kemuliaan disisi Allah sang pemelihara alam.

Puasa ramadhan  menjadi amalan wajib bagi orang yang beriman dan ini adalah merupakan rukun islam yang ke empat  ,hal ini menjadi wajib bagi kita untuk mempelajari tentang ilmu puasa,pada kesempatan postingan kali ini akan sedikit kita bahas tentang dalil tentang puasa,syarat wajib puasa syarat ,syarat syahnya puasa dan lainya yang berkaitan dengan puasa.

1.Dalil tentang Puasa Ramadhan
Perkara ibadah hokum dasarnya adalah haram sampai ada dalil yang memerintahkannya,dibawah ini tertera tentang dalil puasa ramadhan baik dari alquran ataupun hadist,dengan mengetahui dalil ini diharapkan kita semakin mantap dalam menjalankan puasa kita.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ. شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ.
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka, barang siapa di antara kalian sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Wajib bagi orang-­orang yang berat menjalankannya, (jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati, itulah yang lebih baik baginya. Berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan-­penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Oleh karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, hendaklah ia ber­puasa pada bulan itu, dan barangsiapa yang sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggal­kan itu pada hari-hari yang lain. Allah meng­hendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak meng­hendaki kesukaran bagi kalian. Hendaklah kalian mencukupkan bilangan (bulan) itu dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberi­kan kepada kalian supaya kalian bersyukur.” [Al-Baqarah: 183-185]

Dalam hadits Abdullah bin Umar riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa puasa adalah salah satu rukun Islam yang agung dan mulia,
بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun di atas lima (perkara, pondasi): Syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa Anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasûluhu, mendirikan shalat, me­ngeluarkan zakat, berhaji ke Rumah Allah, dan berpuasa Ramadhan.” 

2.syarat wajib puasa

1.Islam
Apa bila kita Bergama islam maka kita wajib mengikuti syariat islam dan puasa ini termasuk menjadi syariat yang diwajibkan ketika menjadi seorang muslim.bagi mereka yang kafir tidak mendapat beban syariat ini akan tetapi mereka akan mendapatkan hukuman di akhirat nanti kana dak mau beriman dan menjadi muslim.

2.Taklif
Taklif ini mempunyai pengertian orang islam yang berakal dan Baligh,apa bila tidak terpenuhi salah satu diantara sifat taklif ini maka tidak ada kewajiban melaksanakan puasa,maksudnya jika orang itu baligh tapi tidak berakal(gila,pinsan,ayan,mabok) maka tidak wajib puasa dan sebaliknya walaupun berakal tapi belum baligh maka tidak wajib puasa.

Dalilnya ialah hadis Ali r.a. bahawa Nabi SAW bersabda :
Diangkat qalam (tulisan amalan) daripada tiga jenis manusia : daripada orang tidur sehingga dia bangun, daripada kanak-kanak sehingga dia bermimpi (baligh) dan daripada orang gila sehinggalah dia berakal“. (Abu Daud (4403) dan selainnya).


3.Tidak ada udzur yang menghalangi puasa atau sesuatu yang mengharuskannya berbuka.
Udzur  yang menghalangi puasa  berupa haid dan nifas pada siang hari dan juga mengalami pinsan atau gila pada siang hari maka tidak wajib puasa.

Keuzuran yang mengharuskan berbuka ialah :

1. Sakit yang mendatangkan mudharat yang besar ataupun sakit dan kebimbangan yang amat dahsyat kepada orang yang berpuasa. Jika penyakitnya itu menjadi semakin teruk ataupun kesakitan itu semakin dahsyat (jika dia berpuasa), dan dia bimbang dia akan mati (sekiranya dia meneruskan puasanya), maja pada waktu itu dia wajib berbuka.

2. Musafir yang jauh tidak kurang daripada 83 km dengan syarat ia adalah pemusafiran yang dibenarkan dan mencakupi seluruh hari.

Mengenai seorang yang berpuasa, pada waktu paginya dia bermukim, kemudian dia bermusafir pada waktu siang, maka dia tidak dibenarkan berbuka.

Dalil kedua-dua penguzuran ini ialah firman Allah ;
 dan sesiapa yang sakit atau dalam musafir maka (bolehlah ia berbuka, Kemudian wajiblah ia berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain“. (Al-Baqarah : 185)

3. Tidak mampu berpuasa. Oleh itu tidak wajib berpuasa disebabkan terlalu tua atau sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh karena puasa hanya wajib terhadap orang yang mampu melakukannya.
Dalilnya adalah firman Allah ;

dan wajib atas orang-orang yang tidak berdaya berpuasa (kerana tua dan sebagainya) membayar fidyah iaitu memberi makan orang miskin.” (Al-Baqarah : 184)

Dibacakan juga ‘Yutawwaqunahu’ yang bermaksud jika mereka tetap diwajibkan melakukannya (puasa), nescaya mereka tidak mampu melakukannya.

Ibnu Abbad r.a. berkata : Yang dimaksudkan ialah orang lelaki dan perempuan yang terlalu tua, keduanya tidak mampu untuk berpuasa, kedua-duanya hendaklah menggantikan setiap hari puasa dengan memberi makan seorang fakir miskin. Riwayat Bukhari (4235).
Syarat-syarat sah yang dikerjakan oleh orang yang berpuasa ramadhan ada empat (4) perkara :

1. Orang Islam. tidak sah puasanya orang kafir.
2. Orang yang berakal sehat. tidak sah puasanya orang yang hilang akalnya, karena gila, ayan atau mabuk.
3. Orang yang telah putus dari darah haidh, nifas, dan wiladah. sekalipun  belum mandi wajib untuk mensucikan diri dari haidh,nifas, wiladahnya. tidak sah puasanya orang yang sedang haidh,nifas,wiladah. Tetapi wajib mengkodho puasa yang ditinggalkan.tidak wajib mengkodho shalat fardhu yang ditinggalkan.
4. Waktu yang diterima untuk mengerjakan puasa. tidak sah puasa pada hari raya fitrah,hari raya adha, dan 3 hari sesudah adha yang disebut hari tasyriq. Itulah hari-hari yang haram berpuasa, meskipun puasa wajib, karena nadzar, qodho wajib mudhayyaq dll.

Demikian postingan tentang syarat wajib dan syahnya puasa insyaallah akan berlanjut ke masalah lainnya yang berkaitan dengan puasa,semoga bermanfaat amin.