Sesuatu yang baik selalu mempunyai keutamaan ,apa
lagi sebuah ibadah ,baik itu sholat,puasa,haji,sodaqah,dan ibadah lainnya.dengan
belajar mengetahui keutamaan kita akan dipacu untuk melakukan sebuah amal
kebaikan.setelah pada postingan sebelumnya kita belajar tentang ilmu doa dan
sebab terkabulnya doa,pada artikel kali ini kita akan mepelajari bersam tentang
keutamaan doa.
- Doa adalah ibadah itu sendiri.
Sebagaimana
yang sabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
اَلدُّعَاءُ
هُوَ اْلعِبَادَةُ
”Doa
adalah ibadah.” (HR. Abu Daud I/466 no.1479, Tirmizi V/374 no.3247, Ibnu
Majah II/1258 no.3828, dan Ahmad IV/267 no.18378, dan An-Nu’man bin Basyir
radhiyallahu anhu. Dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani).
Meninggalkan
doa adalah bentuk menyombongkan diri dari menyembah Allah, sebagaimana Allah
ta’ala berfirman:
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ
عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (60)
“Dan
Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan
masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”. (QS. Al-Mu’min/Ghafir: 60)
- Doa itu menunjukan tawakal kepada Allah ta’ala.
Hal itu
dikarenakan orang yang berdo’a dalam kondisi memohon pertolongan kepada-Nya,
menyerahkan urusan hanya kepada-Nya bukan kepada yang lain-Nya.
Sebagaimana doa juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dan bentuk
pemenuhan akan perintah-Nya. Allah ta’ala berfirman:
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan
Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. (QS. Al-Mu’min/Ghafir: 60)
- Doa juga merupakan senjata yang kuat yang digunakan seorang muslim dalam mencari kebaikan dan menolak kemadharatan.
Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ
فُتِحَ لَهُ مِنْكُمْ بَابُ الدُّعَاءِ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَمَا
سُئِلَ اللَّهُ شَيْئًا يَعْنِى أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يُسْأَلَ الْعَافِيَةَ
».
وَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ
وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ »
“Barang siapa diantara
kalian telah dibukakan baginya pintu doa, pasti dibukakan pula baginya pintu
rahmat, dan tidaklah Allah diminta sesuatu yang Dia berikan lebih Dia senangi
dari pada diminta kekuatan.” Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“sesungguhnya doa itu bermanfaat baik terhadap apa yang terjadi maupun belum
terjadi, maka hendaklah kalian berdoa.” (HR. At-Tirmidzi V/552 no.3548,
dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma. dihasankan oleh syaikh Al-Albani).
- Doa adalah senjata yang digunakan para nabi dalam menghadapi situasi-situasi sulit.
Begitu
pun nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dalam perang badar, ketika ia
melihat jumlah kaum musyrikin sebanyak seribu sedang pasukan islam tiga ratus
Sembilan belas, ia segera menghadap kiblat seraya mengangkat kedua tanganya
berdoa:
اللَّهُمَّ
أَنْجِزْ لِى مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ إِنْ
تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِى الأَرْضِ
». فَمَازَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ فَأَتَاهُ أَبُو بَكْرٍ فَأَخَذَ
رِدَاءَهُ فَأَلْقَاهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ الْتَزَمَهُ مِنْ وَرَائِهِ.
وَقَالَ يَا نَبِىَّ اللَّهِ كَذَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ
لَكَ مَا وَعَدَكَ
“Ya
Allah wujudkanlah untuk kami apa yang engkau janjikan, ya Allah berikanlah
kepada kami apa yang engkau janjikan, ya Allah jika sekumpulan kaum muslimin
ini binasa, maka tidak ada yang akan menyembah engkau di muka bumi ini.”
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terus melantunkan doa seraya
membentangkan kedua tanganya menghadap kiblat hingga selempangnya jatuh, maka
datanglah Abu Bakar mengambil selempang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
dan meletakanya di atas pundaknya dan menjaganya dari belakang dan berkata:
wahai nabi Allah, doa engkau kepada Tuhanmu sudah cukup, karena Dia pasti akan
mewujudkan apa yang Dia janjikan untukmu.” (HR. Muslim III/1383 no.1763,
dari Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu)
Demikian
pula nabi Ayub alaihissalam, ia menggunakan senjata doa ketika mengalami
berbagai macam cobaan, terisolir dari manusia, tidak ada lagi yang
menyayanginya selain istrinya sendiri, dalam kondisi seperti itu ia tetap
bersabar dan mengharap ridho Allah, dan ketika cobaan itu telah berlarut lama,
ia berdoa:
وَأَيُّوبَ
إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
(83) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ
وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ (84)
“Dan
(ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), Sesungguhnya
aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di
antara semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami
lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya,
dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami
dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (QS: Al-Anbiya’: 83-84)
- Doa dapat menghilangkan kegelisahan dan kesedihan, menjadikan hati lapang, dan mempermudah urusan.
Dalam berdoa, seorang hamba bermunajat kepada Tuhannya, mengakui kelemahan dan ketidak berdayaannya, mengungkapkan rasa butuhnya kepada Pencipta dan Pemiliknya, doa juga sarana untuk menghindari murka Allah ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
مَنْ لَمْ
يَسْأَلِ اللهَ يَغْضَبْ عَلَیْهِ
“Barang
siapa tidak mau meminta kepada Allah, niscaya Dia akan marah kepadanya” (HR. Ahmad II/442 no.9699, dan
At-Tirmidzi V/456 no.3373, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dan dihasankan
syaikh Al-Albani).
Alangkah
indahnya ungkapan seorang penyair:
Janganlah
engkau meminta manusia satu kebutuhan,
Mintalah
kepada yang pintu-Nya tak pernah tertutup.
Allah
marah jika engkau tidak meminta-Nya,
Sedang
manusia justru marah ketika diminta.
- Doa juga menjadi senjata bagi orang-orang yang terzalimi, ia adalah tempat berlindung bagi orang-orang lemah yang putus harapan, tertutup segala pintu di hadapanya.
Imam
Syafi’i mengatakan:
“Apakah
engkau meremehkan doa dan memandangnya sepele,
Padahal
engkau tidak tahu apa yang diperbuat doa.
Ia adalah
anak panah-anak panah malam yang tak kan meleset,
Akan
tetapi ia memiliki masa dan masa itu ada penghujungnya”.
No comments:
Post a Comment