“Maha suci
Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil
Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(QS al-Isrâ’ [17] : 1)
Kita telah memasuki bulan Rajab yang merupakan
bulan yang dimulyakan dalam hitungan tahun Hijriah.pada bulan rajab tahun ke-11
kenabian terdapat peristiwa yang mempunyai makna sangat besar karena pada saat
itu perintah sholat lima waktu sebagai rukun islam yang kedua disyariatkan
untuk kaum Nabi Muhammad saw.kalau kita baca ayat diatas kita akan diajak
kembali untuk mengingat peristiwa Isra Miraj yang di lakukan oleh nabi kita
Muhammad saw.
Peristiwa isro miroj ini merupakan salah satu
miracle yang diberikan Allah kepada nabi Muhammad saw.mari kita coba kembali
menelaah apa yang terjadi pada saat itu.seperti kita ketauhi bersama pada tahun
ke-11 kenabian ini rosullulah ditinggalkan oleh orang orang yang sangat
dicintainya yaitu pamannya Ali bin abu tholib dan istri tercintanya siti
khadijah yang telah diwafatkan oleh Allah swt,mereka adalah orang orang yang
mempunyai andil sangat besar dalam usaha dakwah rosullulah,dan pada waktu itu
pula kaum kafir qurais sangat gencar melakukan perlawanan fisik dengan melempar batu kepada rosullulah dan pengikutnya.hal ini
menyebabkan kesedihan pada diri rosulluloh sampai dia berdoa kepada Allah, yang dikutip
dari sebuah hadits:
“Ya
Allâh kepadamu aku mengadukan kelemahan dari kekuatanku, kekurangan
kemampuanku, kelemahan dalam mengahadapi orang-orang yang lemah, Engkau adalah
Tuhanku. Kepada siapakah engkau menyerahkan aku? Apakah kepada yang jauh
bermasam muka kepadaku? Ataukah kepada musuh yang engkau kuasakan untuk
menguasai diriku? Jika bukan karena Amarahmu atas diriku,maka tidak akan aku
perdulikan.namun perlindungan dengan sinar wajah-Mu yang menyinari
kegelapan,sehingga baik atas urusan dunia dan akhirat ,dari padaMu lah segala
petunjuk atas keridhoan sehingga engkau menjadi ridho,dan tidak ada tipu daya
dan kekuatan melainkan dengan pertolongan engkajuga”(HR. Muslim)
Kisah
perjalanan Isra Mi'raj
Pada malama itu ketika rosullulloh berada di Hijr
ismail tiba tiba didatangi oleh malaikat Jibril dan Mikail kemudian mereka
membawa nabi Muhammad kedekat sumur zam zam dan membelah dada beliau untuk
disucikan tiga kali dan kemudian di isi dengan kesabaran ,kenyakinan dan ilmu
dan penuh tawakal kepada Allah swt.hal ini dilakukan sebagai upaya persiapan
bagi nabi untuk melakukan perjalanan yang maha dasyat untuk menghadap dengan
penguasa alam semesta dan seisinya Allah swt.
Kemudian Setelah itu disiapkan untuk Baginda
Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini
berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan
telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun
dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi
pahanya untuk membantu kecepatannya.
Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa
kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: “Wahai
buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang
menaikimu yang lebih mulya daripada dia (Rasulullah)”, mendengar ini buroq
merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah
Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya’ yang menaiki
buroq ini.
Setelah siap semuanya perjalananpun dimulai
dengan didampingi malaikat jibril dan mikail menuju ke Baitul Madis tepatya
masjidil aqsa dalam perjalanan ini Rosulullah diajak singgah disebuah tempat
yang penuh dengan pohon kurma dan disuruh sholat oleh Jibril ,seusai sholat
jibril bertanya kepada nabi ,Ya Muhammad tahukah anda tempat ini ,rosululah
menjawab,”saya tidak tahu ya Jibril”.ini adalah thoybah tempat dimana anda akan
berhijrah kelak.
Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan
perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya,
tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di
tempat ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril
memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa
bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.
Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun
di Thur Sina’, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan
Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu
daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat
disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: “Anda
telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat
dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.
Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau
melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap
Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: “Tidakkah
aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan
apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”Kemudian Jibril AS
memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah.
perjalanan
terus berlanjut sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih
pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali
dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini
Beliau SAW bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril
menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di
jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.
Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium
bau wangi semerbak, beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”,
“Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan
anak-anaknya”, jawab Jibril AS.
Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan
Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan
dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun”, mendengar ini anak
Firaun bertanya: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?”, Masyithoh
menjawab: “Ya”. Kemudian dia mengancam akan memberitahukan hal ini
kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang Lalim itu, dia berkata: “Apakah
kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh menjawab: “Ya, Tuhanku dan
Tuhanmu adalah Allah”.
Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian
Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap
beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua
anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan
suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasakan kami,
silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat”.
Maka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali
raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian dipanasi, setelah
betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua dilemparkan ke dalamnya,
satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih
menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu berkata: “Wahai ibuku,
lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar”, kemudian
dilemparlah dia dan anaknya.
Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga
bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka
sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi
seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah
manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat.
Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di
hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain
ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untk
menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal
ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri
yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang
jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami
yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina
dengannya”.
Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba
seseorang memanggil beliau dari arah kanan: “Wahai Muhammad, aku meminta
kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperdulikannya.
Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya
beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula
beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah
panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya. Walhamdulillah.
Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau
seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia
berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak
menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya
anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada
akhirat”.
Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau SAW
dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang
beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul
Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah
satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq
di sana.
Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama
Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba
masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi
yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas
mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka,
kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk
maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam.
Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.
Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus, lalu Jibril
membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah
berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata: “Sungguh anda telah memilih
kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat anda akan
menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.
Setelah melakukan Isra’ dari Makkah al Mukarromah
sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian beliau disertai malaikat
Jibril AS siap untuk melakukan Mi’raj yakni naik menembus berlapisnya langit
ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah
dan berbicara dengan Nya, yang intinya adalah beliau dan umat ini mendapat
perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang
luar biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara
langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulya ini.
Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah sholat. Sebab ibadah lainnya
diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah
sholat, Allah memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW
ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini.
Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu
langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat yang bernama
Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula
turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah SAW, dia memimpin 70 ribu
tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini membawahi 70 ribu
malaikat pula.
Jibril meminta izin agar pintu langit pertama
dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:
“Siapakah ini?”
Jibril menjawab: “Aku Jibril.”
Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah yang
bersamamu?”
Jibril menjawab: “Muhammad saw.”
Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah
diutus (diperintah)?”
Jibril menjawab: “Benar”.
Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat
yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata:
“Selamat datang, semoga keselamatan menyertai anda
wahai saudara dan pemimpin, andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta
paling utamanya makhluk yang datang”.
Maka dibukalah pintu langit dunia ini”.
Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan
bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya. Nabi saw
bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:
“Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi
yang sholeh”.
Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika
melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika
memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian
Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan Nabi
Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang yang di
kirinya adalah calon penghuni neraka.
Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanannya di
langit pertama ini, tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia
yang dihidangkan daging panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih
memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya. Ternyata mereka adalah manusia
yang suka berzina, meninggalkan yang halal untuk mereka dan mendatangi yang
haram.
Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak di
hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan
ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka
sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang
suka memakan riba.Disana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka
dipotong-potong lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka:
“makanlah daging ini sebagaimana kamu memakan
daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau berghibah”.
Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti
sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama.
Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan
sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya
bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing
duduk bersama umatnya.
Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur
sedang, putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai
seakan-akan baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya. Nabi
menyerupakannya dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas’ud ats Tsaqafi.
Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam
beliau disertai sambutan: “Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi
yang sholeh”.
Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit
ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi
Yusuf bin Ya’kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama
seperti salamnya Nabi Isa.
Nabi berkomentar: “Sungguh dia telah diberikan
separuh ketampanan”. Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Dialah paling
indahnya manusia yang diciptakan Allah, dia telah mengungguli ketampanan
manusia lain ibarat cahaya bulan purnama mengalahkan cahaya seluruh bintang”.
Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi
Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti
Nabi-Nabi sebelumnya.
Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin
‘Imran AS, separuh janggutnya hitam dan seperuhnya lagi putih (karena uban),
lebat dan panjang. Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu’
mendengarkan petuahnya.
Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa
beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat
tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi
seorang nabi yang tidak ada pengikutnya.
Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang
sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya.
Kemudian beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulya, tiba-tiba
beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat
yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara:
“Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa
hisab “.
Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa
dengan Nabi Musa AS, seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih
kemerah-merahan kulit beliau. Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh
beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku
bahwa aku adalah paling mulyanya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah
saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku”.
Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau
menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis
karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak
masuk surga daripada umatku”.
Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di
sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS sedang duduk di atas kursi dari emas di
sisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di
sekitarnya berkumpul umatnya.
Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan
salam dan doa serta sambutan yang baik, Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlah
umatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan
sangat luas”. Rasulullah bertanya: “Apakah tanaman surga itu?”, Nabi Ibrahim
menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim“.
Dalam riwayat lain beliau berkata: “Sampaikan
salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat
indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu
lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar”.
Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul
Muntaha, sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang
cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya sekalipun
memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah
bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang
jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak
seorang pun mampu melukiskan keindahannya.
Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya berada
di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw. Setelah itu
beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan yang belum
pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan.
Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang
dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan
tampak kemurkaan di wajahnya.
Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga
dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu
beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur
dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya
beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, berjumpa dengan Allah SWT.
Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh
Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat
yang tidak seorangpun makhluk mampu mencapainya, beliau melihatNya dengan mata
beliau yang mulya. Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT.
Allah berfirman: “Wahai Muhammad.”Labbaik wahai Rabbku”, sabda beliau.
“Mintalah sesuka hatimu”, firman Nya.
Nabi bersabda: “Ya Allah, Engkau telah
menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa,
Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman
kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin,
Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati
orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati”.
Kemudian Allah berfirman: “Sungguh Aku telah
menjadikanmu sebagai kekasihKu”.
Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat
Anas bin Malik, bahwa rasulullah bersabda: ” … kemudian Allah mewajibkan
kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di
langit ke enam), lalu dia bertanya: “Apa yang telah Allah wajibkan
kepada umat anda?”
Aku menjawab: “50 sholat”,
Musa berkata: “kembalilah kepada Rabbmu dan
mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya”,
Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan
untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun
kembali kepada Musa, tapi Musa berkata: “Sungguh umatmu tidak akan mampu
melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah”.
Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah
terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman:
“Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu
sholat seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”.
Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun
tetap dia berkata:“Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan”,
Maka aku katakan kepadanya: “Aku telah
berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa”.
Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau
turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah,
sedang saat itu masih belum tiba fajar.
Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang
agung ini kepada umatnya, maka sebagian besar diantara mereka mendustakan
bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang
membenarkan dan mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah
beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang
tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat.
Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan
percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad
SAW, sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan
Dakwah beliau. Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash
Shoodiq (selalu jujur) dan Al Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya).
Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.
Kisah isro miroj ini merupakan pembuktian dari
rukun iman yang harus kita imani ,jika kita mencoba menyimak kisah ini.maka
bisa sedikit disimpulkan
1.perjalanan ini adalah perjalanan menghadap Allah
swt ini wujud iman kepada Allah.
2.rosulullah melakukan bersama malaikat jibril dan
mikail hal ini perwujudan iman kepada Malaikat Allah.
3.kisah ini tertulis dalam Al-quran yang merupakan rukun iman ke 3
iman kepada Kitab Kitab Allah
4.kisah ini adalah kisah perjalan seorang rosul
yang wajib di imani kebenaranya sebagai ujud rukun iman ke empat iman kepada
rosul rosul Allah
Semoga postingan kali ini menambah kasanah
pengetahuan kita tentang islam dan menumbuhkan keyakinan dan keimanan yang
lebih dalam agar bisa menjadi seorang muslim yang lebih baik selamat dunia
akhirat amin.
No comments:
Post a Comment