Social Icons

Pages

Thursday, July 18, 2013

Hikmah Nuzulul Quran



Allah menciptakan manusia didunia sebagai seorang khalifah,diantara mereka ada yang terpilih menjadi nabi dan rosul,mereka bertugas mengajak manusia untuk senantiasa berada dijalan Allah.untuk itu Allah menurunkan beberapa kitab suci ataupun wahyu kepada para rosulNya,Zabur diturunkan kepada Daud AS,Taurat diturunkan Kepada Musa AS,Injil kepada Isa AS Dan Alquran di turunkan kepada penutup para nabi yaitu Muhammad SAW sebagai mukjizat yang paling agung.sebagai petunjuk jalan yang lurus dan penerang untuk menjalani kehidupan didunia dan bekal untuk diakhirat.

Peristiwa diturunkannya alquran lebih kita kenal dengan Nuzulul Quran yang sering diperingati pada tanggal 17 ramadhan.hal ini mengacu kepada peristiwa kali pertama rosululloh menerima wahyu di dua Hira.walau masih ada beberapa ulama lain yang mengatakan bahwa nuzulul quran jatuh pada tanggal 21 ramadhan.
Alquran diturunkan secara bertahap,Al-quran diturunkan dari lauhil mahfudz kelangit dunia diturunkan sekaligus 30 juz berdasar kepada kata Anzala sebagaimana tersirat dalam ayat berikut ini.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * - الدخان : 3 –
Sesumgguhmya Kami menurunkan ( Al-Qur’an ) pada malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan “.( QS. Al-Dhukhan : 3 )
Firman Allah SWTSurat Al-Baqarah : 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ * - البقرة : 185 -
“ Bulan Ramadhan bulan yang didalmnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil “ ( QS. Al-Basqarah : 185 ).

sedangkan dari langit bumi kepada Nabi Muhammad diturunkan secara berangsur angsur atau surat persurat berdasar pada kata nazala
Firman Allah SWT surat al-Isra’ : 106
وَقُرْءَانًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا * – الإسراء : 106_
Dan Al-Qur’an telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur, agar kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian-demi bagian . “ ( QS. Al-Isra’ : 106 ).
Dan Firman Allah SWT surat Al-Furqan : 32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا * – الفرقان : 32 –
Berkatalah orang-orang kafir : “ mengapa Al-Qur’an tidak dirunkan kepadanya sekali turun saja ? Demikian supaya Kami perkuat hatimu dengannya, dan Kami membacakannya kelompk demi kelompok “. ( QS. Al-Furqon : 32 ).
dengan tujuan untuk menguatkan hati rosululloh,mengikuti kejadian kejadian ataupun peristiwa sampai allah menyempurnakan agama ini dan mencukupi nikmat nikmatnya.
Alquran adalah Kalammullah yang dengannya kita bertilawah.tilawah ini mengandung unsur ungkapan seorang hamba kepada Allah dan ungkapan Allah kepada hambanya,hal ini merupakan salah satu komunikasi yang sangat kuat.hal ini bisa di jadikan indikasi seberapa besar hubungan Allah dengan kita sebagaimana ungkapan Ibnu Qoyim  “Jika kamu ingin mengetahui cinta Allah kepadamu dan kepada selainmu,maka,pertama,lihatlah volume cintamu kepada kalamNya Yaitu alquran di hatimu,kedua,seberapa besar volume kenikmatanmu dan keasyikanmu ketika mendengar lantunan Firman Nya.sudahkah keasyikan para pecandu music dan nyanyian tatkala diperdengarkan?sesungguhnya merupakan hal yang wajar,bahwa barang siapa yang mencintai seorang kekasih maka suara dan pembicaraan kekasihnya adalah sesuatu yang sangat dicintainya” (Al-Fikr At=Tarbawi ‘Inda Ibnil Al-Qoyyim)

Untuk itu alquran harus kita jaga dan dirawat,kita pelajari dengan sungguh sungguh diamalkan dalam seluruh aspek kehidupan dan sekaligus kita wariskan kepada anak keturunan kita,dan di ajarkan kepada yang lain, hal ini pastilah butuh perjuangan dan pengorbanan yang harus kita yakini pasti ada imbalan yang luar biasa didalamnya berupa pahala dari Allah SWT.

Membaca alquran adalah ibadah,yang akan memberikan keutamaan dan fadhilah bagi kita diantaranya adalah :

1.orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapatkan syafaat (pertolongan) pada hari Kiamat nantinya berdasarkan sabda Rasulullah saw bersabda: ”Bacalah al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti memberi syafaat bagi orang yang membacanya.” (H. R. Muslim). Tentunya tidak hanya sekedar membaca, juga mengamalkannya. Namun demikian, tanpa membaca al-Qur’an maka tidak mungkin kita mengamalkannya. Selain Rasulllah saw, tidak seorangpun yang mampu memberikan pertolongan kepada seseorang pada hari hisab, kecuali al-Qur’an yang dibaca selama ia hidup di dunia.

2.Rasulullah saw menegaskan bahwa orang yang terbaik di antara manusia adalah orang yang mau mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an, sesuai dengan sabdanya, ”Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan yang mengajarkannya” (H.R. Bukhari). Oleh karena itu, orang yang terbaik di dunia ini bukanlah orang yang punya memiliki harta yang melimpah, jabatan maupun pangkat yang tinggi. Namun, disisi Allah Swt orang terbaik itu adalah orang yang mau belajar al-Qur’an dan mengajarkan kepada orang lain.

3.orang yang membaca dan mendengar Al-Qur’an akan mendapatkan sakinah, rahmah, doa malaikat dan pujian dari Allah. Nabi saw bersabda: ”Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya, melainkan ketenangan jiwa bagi mereka, mereka diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya.” (H.R Muslim).
Pada kesempatan bulan ramadhan ini marilah kita manfaatkan dengan bertilawah mngkaji dan mentadaburi alquran sehingga akan bermanfaat bagi kita didunia dan akhirat.semoga bermanfaat.

Sunday, July 14, 2013

Rahasia Kemuliaan Malam Lailatul Qadar



Allah telah memberikan kebaikan kepada seluruh ciptaannya diantaranya .sebagaima allah menciptakan malam dan siang .Allah memuliakan siang 10 hari diawal bulan dzulhijah dan memuliakan 10 malam terakhir dibulan ramadhan.apakah yang gerangan yang terjadi diakhir bulan ramadhan ? tentunya kita tahu karna pada 10 malam terakhir dibulan ramadhan terdapat satu malam yang mempunyai kemuliaan lebih dari 1000 bulan yaitu malam lailatul qadar.
Malam itu adalah malam dimana Alquran sebagai panutan umat manusia diturunkan, Ibnu ‘Abbas dan selainnya mengatakan, “Allah menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun.” ( tafsirAl Qur’an Al ‘Azhim, 14: 403).
Malam lailatul qadar menjadi lautan berkah bagi yang mendapatkannya .maka berlombalah untuk bertemu dengan malam lailatul qadr ,Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhon: 3).
Pada malam itu dunia tersa sempit dipenuhi oleh para malaikat dan juga Malaikat jibril sebagaimana firman Allah Keistimewaan Lailatul Qadar ditandai pula dengan turunnya malaikat. Allah Ta’ala berfirman,
 Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4)
Banyak malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya barokah (berkah) pada malam tersebut. Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al Qur’an, mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir -yaitu majelis ilmu-. Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407)
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhan: 4).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (12: 334-335) menerangkan bahwa pada Lailatul Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, juga akan dicatat ajal dan rizki. Dan juga akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhahhak dan ulama salaf lainnya.
Namun perlu dicatat -sebagaimana keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah­ dalam Syarh Muslim (8: 57)- bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah. Takdir ini nantinya akan ditampakkan pada malikat dan ia akan mengetahui yang akan terjadi, lalu ia akan melakukan tugas yang diperintahkan untuknya.
Allah memberikan keselamatan pada malam itu hingga terbit fajar ,dan juga memberikan ampunan bagi siapa yang melakukan sholat dimalam lailatul qadr sebagaimana hadist berikut
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)
Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Fathul Bari, 4: 251)
Ya Allah, mudahkanlah kami meraih keistimewaan Lailatul Qadar dengan bisa mengisi hari-hari terakhir kami di bulan Ramadhan dengan amalan shalih.
Aamin Yaa Mujibas Saa-ilin.

Saturday, July 13, 2013

Tips Berbuka Puasa



Sesuatu yang paling ditunggu bagi setiap orang yang sedang perpuasa adalah saat berbuka puasa.ketika adan magrib berkumandang terasa kebahagian datang menjemput barokah yang terdapat di dalam buka puasa tersebut.tentunya anda ingin buka puasa lebih berkesan dan mendapat pahala,untuk itu ikuti tip berbuka menurut Rosululloh.

1.Menyegerakan waktunya.
Ini bukan berarti mendahului waktu yang telah diatur dalam syariat yaitu setelah masuk magrib,tapi ketika batas waktu magrib datang bersegeralah berbuka.tapi ingat kita sering dengar orang bilang “ayo,,,batalkan puasa dulu udah maghrib lho”.ini kata kata yang biasa tapi bisa berakibat fatal karena ada niat untuk membatalkan puasa.tapi yang paling tepat “ayo buka puasa dulu”..jadi niat yang tersirat adalah berbuka.pastinya anda pingin tahu dalilnya kan?simak di bawah ini

 Diriwayat oleh At-Tirmidzi, dari hadits Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- dari nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, beliau bersabda, “Allah ‘azza wa jalla berfirman : Hamba yang paling Aku cintai adalah yang paling menyegerakan berbuka” (Hadits ini dihasankan oleh Attirmidzi dan dishohihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)

2.Berdoa setelah berbuka
Diantara berkah berbuka kita akan dikabulkan doanya ,sebagaimana hadist dibawah ini menjelaskan.
ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم
Ada tiga orang yang doanya tidak tertolak, orang yang berpuasa ketika berbuka, penguasa yang adil dan orang yang dizhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)
Terus bagaimana
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/
(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)

Periwayat hadits adalah Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma. Pada awal hadits terdapat redaksi, "Abdullah bin Umar berkata, 'Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah berbuka puasa, beliau mengucapkan ….(lihat hadits sebelumnya)'"

Yang dimaksud dengan  أَفْطَرَ إِذَا adalah "apabila setelah makan atau minum". Dari sisi lughoh (bahasa), kata أَفْطَرَ menggunakan fi'l madhi yaitu bentuk kata kerja lampau. Maka diartikan ke dalam bahasa Indonesia sebagai "telah berbuka". Berdasarkan tinjauan ini, maka diambil kesimpulan do'a dibaca setelah berbuka puasa yang menandakan bahwa orang yang berpuasa tersebut telah "membatalkan" puasanya pada waktunya (yaitu ghurubus syams/terbenamnya matahari). Oleh karena itu doa ini tidak dibaca sebelum makan atau minum saat berbuka. Sebelum makan tetap membaca basmalah, ucapan "bismillah"

3. Berbuka Puasa Dengan Buah Rutab, Tamar Atau Air.
Rutab adalah buah kurma yang masak dan tidak dikeringkan. Ia lembut dan manis. Tamar pula adalah buah kurma yang telah dikeringkan sebagaimana yang banyak terjual di pasaran. Berbuka puasa dengan buah rutab, tamar atau air merupakan sunnah Nabi SAW Anas bin Malik r.a berkata: 

حَدّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، حَدّثَنَا عَبْدُ الرّزّاقِ، حَدّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيّ، أَنّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلّـِيَ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ، فَعَلَى تَمَرَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ»

(Imam Abu Dawud berkata) 'Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Hanbal, (Dia Ahmad bin Hanbal berkata) 'Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq, (Dia Abdurrazaq berkata), 'Telah menceritakan kepada kami Ja'far bin Sulaiman, (Dia Ja'far bin Sulaiman berkata), 'Telah mengabarkan kepada kami Tsabit al-Bunaniy, bahwa dia telah mendengar dari Anas bin Malik (radhiallahu'anhum) berkata, "Rasulullah Shallallahu'alahi wassalam berbuka dengan beberapa ruthob (Kurma matang namun masih basah) sebelum melakukan sholat, jika tidak ada Ruthob maka dengan beberapa Tamr (kurma matang kering), jika itu tidak ada maka beliau meminum air beberapa kali tegukan.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullaah memberikan penjelasan tentang hadits di atas, beliau berkata, "Cara Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam yang berbuka puasa dengan menyantap kurma atau air mengandung hikmah yang sangat mendalam sekali. Karena saat berpuasa lambung kosong dari makanan apa pun. Sehingga tidak ada sesuatu yang amat sesuai untuk liver (hati) yang dapat disuplay langsung ke seluruh organ tubuh serta langsung menjadi energi, selain kurma dan air. Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke liver dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut. Terutama sekali kurma masak yang masih segar. Liver akan lebih mudah menerimanya sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat langsung diproses menjadi energi. Kalau tidak ada kurma basah, kurma kering pun baik, karena mempunyai kandungan unsur gula yang tinggi pula. Bila tidak ada juga, cukup beberapa teguk air untuk mendinginkan panasnya lambung akibat puasa sehingga dapat siap menerima makanan sesudah itu." ( Lihat Ath-Thibb an-Nabawy oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, hal. 309, cet. Maktabah Nizaar Musthafa al-Baz, th. 1418 H.)

4.menyegerakan sholat maghrib
Kondisi lapar dan haus kadang sering menyebabkan kita terlena dalam berbuka tanpa memperhatikan kewajiban sholat maghrib,untuk itu kita harus bisa mengatur waktu dan komposisi berbuka agar sholat magrib tidak jadi terlantar diakhir waktu.

5. Pahala Memberi Buka Orang Puasa
Bersemangatlan wahai saudaraku untuk memberi makan orang yang puasa karena pahalanya besar dan kebaikannya banyak. Nabi n bersabda:

Barangsiapa memberi buka kepada orang yang berpuasa, dia mendapatkan semisal pahala mereka, tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. (HR. Ahmad; Tirmidzi, Ibnu Majah; dan Ibnu Hibban; Lihat: Sifat Shoum Nabi, hal: 68)

semoga bermanfaat bagi kita semua.amin

Tuesday, July 9, 2013

Cara Cerdas Menyikapi Perbedaan Awal Ramadhan



Masyarakat dibuat bingung kembali dengan adanya perbedaan awal ramadhan.ini merupakan hal yang selalu terjadi tiap tahun di negeri yang terkenal paling banyak berpenduduk muslim .berbeda dalam awal ramadhan dan akhir ramadhan.sangat jelas terlihat fanatik golongan dan ormas masing jadi sifat egoism dikalangan sebagian masyarakat kita,padahal hal ini dapat kita hindari jika kita mengikuti jalan rosululloh dan nasehat para ulama.

Puasa adalah ibadah agung yang akan memberi dampak ketakwaan bagi yang melakukan,maka hendaknya kita harus berfikir cerdas dalam menyikapi adanya perbedaan ramadhan ini bukan hanya sekedar taklid buta dan fanatic ormas.apa lagi sekarang media dan informasi sangat mudah kita dapatkan sehingga kita bisa mencari tahu kebenaran dalam hal penentuan awal ramadhan.

Pengumuman awal ramadhan itu bukan pengumuman ormas atau individu tapi yang berhak mengumumkan adalah penguasa yang berkuasa disuatu negri yang mengatur masyarakatnya.hal ini di contohkan pada jaman nabi  yang termaktub dalam hadist di bawah ini.

 Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah membawakan dalam Bulughul Marom hadits no. 654,
وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: – تَرَاءَى اَلنَّاسُ اَلْهِلَالَ, فَأَخْبَرْتُ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَنِّي رَأَيْتُهُ, فَصَامَ, وَأَمَرَ اَلنَّاسَ بِصِيَامِهِ – رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُ

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Manusia sedang memperhatikan hilal. Lalu aku mengabarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa aku telah melihat hilal. Kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.” Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim.

Dari hadist diatas bisa di simpulkan:
1.dail ini menjelaskan adanya saksi dalam melihat hilal walaupun satu orang ,tapi dengan syarat dia seorang muslim.

2.bagi yang melihat hilal dianjurkan untuk menyampaikan kepada penguasa agar bisa di sampaikan kepada khalayak ramai.hal ini bisa menjadi pelajaran bahwa yang berhak mengumumkan awal puasa bukan ormas,individu,tapi penguasa negeri.dan kepatuhan kita pada pemerintah merupakan maslahat yang besar demi sebuah persatuan dan sekaligus ikut sunnah rosululloh
sebagaimana disebut dalam hadits dari Abu Umamah Shuday bin ‘Ajlan Al Bahili radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah saat haji wada’ dan mengucapkan,

Bertakwalah pada Allah Rabb kalian, laksanakanlah
shalat limat waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat dari harta kalian, taatilah penguasa yang mengatur urusan kalian, maka kalian akan memasuki surga Rabb kalian.” (HR. Tirmidzi no. 616 dan Ahmad 5: 262.

 Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih, Syaikh  Al Albani menshahihkan hadits ini). Jika mentaati penguasa termasuk takwa, maka berarti amalan ini adalah jalan menuju surga karena takwa adalah syarat masuk surga.

3. Jika ada yang melihat hilal Ramadhan lantas persaksiannya ditolak, apa yang mesti dilakukan?
Mayoritas ulama berpendapat bahwa hendaklah ia tetap berpuasa. Karena ada
hadits dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Bulan adalah seperti ini, seperti ini, seperti ini -lalu beliau menggenggam ibu jarinya pada ucapan yang ketiga-, berpuasalah karena melihat hilal dan berhari rayalah karena melihat hilal. Jika kalian tertutupi, maka sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi 30 hari.” (HR. Muslim no. 1080).

Pendapat yang lainnya yang dipilih oleh Ibnu Taimiyah dan salah satu pendapat dari Imam Ahmad bahwa orang seperti itu tidaklah wajib puasa. Karena hilal yang teranggap jika telah masyhur, tidak cukup hanya dilihat. Yang lebih tepat dalam hal ini adalah pendapat terakhir karena lebih mementingkan persatuan kaum muslimin, ditambah penguatan dari sabda Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam,

الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ

Puasa kalian ditetapkan tatkala mayoritas kalian berpuasa, hari raya Idul Fithri ditetapkan tatkala mayoritas kalian berhari raya, dan Idul Adha ditetapkan tatkala mayoritas kalian beridul Adha.” (HR. Tirmidzi no. 697, dari Abu Hurairah).

Dan imam Ahmad juga mengatakan

Imam Ahmad juga mengatakan,
يَدُ اللَّهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ

“Allah akan senantiasa bersama para jama’ah kaum muslimin”. (Majmu’ Al Fatawa, 25: 117)
Imam Ahmad –dalam salah satu pendapatnya- berkata,


يَصُومُ مَعَ الْإِمَامِ وَجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِينَ فِي الصَّحْوِ وَالْغَيْمِ

“Berpuasalah bersama pemimpin kalian dan bersama kaum muslimin lainnya (di negeri kalian) baik ketika melihat hilal dalam keadaan cuaca cerah atau mendung.”